Translate

Senin, 24 Februari 2014

Pertanyaanku Mudah



Cantik, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu menyangkut keragu-raguanku yang kian mengganggu. Pertanyaan serius yang bagiku merupakan suatu penegasan atau pengukuhan atas langkah yang akan kuambil nantinya. Aku mohon, jawablah dengan sejujur mungkin. Dan jangan terpengaruh keadaan atau keterpaksaan yang bisa saja menjadi alasan untukmu.


“Siapa aku dimata kamu?”.
Hanya itu yang aku ingin kutanyakan. Sederhana tetapi penuh dengan makna. Mengapa aku memilih pertanyaan itu? Karena aku hanya ingin tau seberapa pentingkah atau berartikah ketulusan yang selalu kucoba beri. Mungkin dengan pertanyaan seperti itu kamu bisa memberikan pujian yang membuat aku semakin yakin kepadamu bahwa kita “mungkin” bisa bersatu. Atau pujian yang kamu berikan atas rasa kepadaku.... Rasa kasihan yang membuat kamu tidak enak untuk berkata sebenarnya dan mudah-mudahan itu tidak terjadi. Mungkin juga kamu akan sedikit aneh ketika pertanyaan ini terlontar dari mulutku dan untuk kamu memahaminya akan lebih banyak memakan waktu jika kamu memang benar menjawab dengan jujur pertanyaanku.
Aku juga telah memprediksikan bahwa ketika kamu mendengar pertanyaanku kedeekatan ini sudah tidak akan seperti biasa lagi. Akan ada perang batin yang melanda fikiranmu dan ketakutanku mendengar jawaban darimu. Tapi itu resiko yang harus kutempuh sebelum kuambil langkah yang semakin jauh. Pertanyaan ini memang bukanlah ungkapan cinta tetapi kamu juga mungkin mengerti ini mengenai kepastian dan perasaan yang secara jelas tersirat dari pertanyaanku. Karena aku tidak mau mengambil resiko lebih, jujur aku takut. Sudah jelas aku pegecut, aku bukanlah lelaki kuat yang penuh tantangan dan perjuangan. Aku bukan tipe pemberani yang menerjang rintangan dan bertahan diserbu hujan. Aku hanya sesosok lelaki muda yang diam dan tidak bisa berbicara lantang, bahkan hanya bertanya seperti ini pun wajahku sudah diguyur keringat. Aku hanya bermodalkan sedikit asa kebersamaan kita saja. 
Percayalah bukan hanya kamu yang kini sedang bingung harus menjawab apa untukku. Disini aku juga tengah didera rasa gundah atas apa yang akan kamu jawab nanti dan aku harus menerima itu dengan ikhlas, dan memang seharusnya begitu. Boleh saja kamu pertimbangkan mengenai semua hal mengenai diriku, apakah itu membuatmu nyamankah atau keberadaanku hanya membuat hari mu diwarnai dengan rasa gusar tetapi seingatku kita selalu bercanda bersama didalam kelas dan kulihat senyum lepas melengkung di bibir kamu. Tapi itu hanya yang tampak diwajahmu karena aku tidak bisa melihat kesedihan ataupun luka yang ada dihatimu. Mungkin juga ini alasan mengapa aku bertanya kepada kamu, aku tak pernah tau apa yang ada dihatimu. Aku tak bisa membacanya atau pun mengira-ngira perasaanmu.
Terakhir, aku ajukan pertanyaan ini tidak lain hanya untuk membuat yakin diriku akan setiap hal yang pernah kulakukan untukmu. Setulus hati. Aku bukan meminta balasan atas semua yang kulakukan ataupun rasa pamrih terhadapmu. Kamu bisa menyimpulkan dibalik pertanyaan itu ada sebuah pernyataan tidak tertulis, kusederhanakan saja “karena aku cinta”.
“Dari seseorang yang mulutnya enggan berbisik tetapi percayalah hatinya sangat berisik. Seseorang yang sama sekali tidak terlihat rusuh namun didalam hatinya berantakan bergemuruh”.                     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar