Dear, Kesepian
Sebelumnya aku
tidak tahu apakah salam yang akan kuberikan kepadamu tetapi akan kuberikan
salam hangat juga tulus dari palung hati yang terdalam, salam kenal. Oh iya
kita sudah saling mengenal dengan baik ataupun terlalu baik. Aku harap kamu
membacanya dengan khidmat jika kamu tidak tau siapa pengirimnya walaupun kamu
tau siapa aku tetapi bolehkan aku tulis namaku lagi? ini namaku Lelaki Yang Telah Lama Sendiri kamu bisa membacanya kan?
Surat ini kutulis setelah aku menyadari kedekatan kita yang sudah melampaui batas dan mungkin ini saatnya aku memberikan dan mengeluarkan hal-hal yang perlu kamu ketahui.
Surat ini kutulis setelah aku menyadari kedekatan kita yang sudah melampaui batas dan mungkin ini saatnya aku memberikan dan mengeluarkan hal-hal yang perlu kamu ketahui.
Kesepian, aku rasa
sudah 6 tahun sudah kamu setia berada didalam benak dan hatiku, mengikuti rekam
jejakku dan melanda setiap malam dan siangku. Apakah kamu tidak bosan hinggap
selama itu? Mengapa tidak mencari orang lain, lalu kau pilih untuk menetap
dikehidupannya? Kenapa kau betah selalu hadir bertahun-tahun dikehidupaku? Apa
aku terlalu spesial untukmu? Kurasa tidak. Kehidupanku selalu berjalan
sederhana, tak ada cinta begitupun dinamika. Statis itu gambaran umum mengenai
kehidupanku. Tak perlu aku sebutkan lagi kamu selalu datang untuk sekedar
menyapa ketika aku termenung memikirkan sesuatu yang pada akhirnya membuat
suasana sendu dan rindu. Seringkali kamu datang membawa teman-temanmu seperti
masa lalu, kenangan cinta, angan-angan dan sebagainya. Jujur nama teman-temanmu
tadi sangat menyebalkan jika mereka juga datang menemuiku secara bersamaan
denganmu.
Terkadang kamu
membisikan kerinduan-kerinduan mengenai indahnya berbagi kasih sayang, bersama
orang yang aku cintai tetapi bukankah itu hanya bisa dilakukan berdua? Bukan
sendiri? Jika begitu mengapa kamu selalu membelaiku dan menjerumuskan anganku
kedalam itu? Mungkin kamu hanya ingin aku membayangkannya saja bukan untuk
mewujudkan itu menjadi kenyataan. Tulisanku ini seperti menyalahkanmu padahal
tidak aku ingin kamu coba mengerti. Mengerti bahwa ini sudah saatnya aku
melepaskan dari belenggu pelukanmu itu yang membuatku sulit. Apalagi jika
temanmu yang bernama angan-angan datang tanpamu rasanya aku ingin memintanya
pergi dari hadapanku. Aku tak kuasa jika dia bertanya mengenai siapa yang ingin
aku dekati. Seringkali aku mengusap air mata yang akan jatuh maka dari itu
tolong sampaikan pada temanmu itu untuk tidak lagi mengunjungiku.
Selama
bertahun-tahun ini kamu berada disetiap sisi kehidupan yang aku jalani mungkin
kamu tau malam-malam yang aku lewati dengan berat hati. Ketika aku seperti
dibunuh rasa sendiri bertubi-tubi walupun secara fisik tidak mati tetapi kamu
mengerti kan, keadaan hati ini bagaimana? suri. Pada keadaan ini aku salutkan
atas kesetiaanmu menemaniku disaat semua temanku telah sibuk dengan masing-masing
urusannya tetapi kamu menemaniku dengan dingin, pedih namun setia sekali aku
ingin memanggil namamu, kesepian.
Apa kamu masih
ingat mengenai wanita-wanita yang sempat aku ingin sekali memilikinya tetapi
tak pernah kudapatkan cintanya? Ya mungkin kamu ingat. Pada saat itu lagi-lagi
kamu melanda sekujur tubuh dan hatiku lalu menuntunku kedalam kesedihan yang
tak pernah kutangisi. Aneh memang namun nyata. Aku mengadukan itu kepada
sekeliling kamar dan lampu gelap dan mencoba tidak lagi menyebut wanita itu
tetapi hanya kamu yang berani menyuruhku untuk terus menyebut nama wanita itu
terus menerus. Apakah kamu tau mereka menolak bahkan tidak mempedulikan
ketulusanku? Oh ya aku lupa kamu sudah tau walaupun aku tak berceritapun.
Begitulah kamu pun tau kisahnya seperti apa. Kamu senang? pastinya karena
setelah ini kamu dan teman-temanmu akan mengunjungi tempat biasa kita
bercerita, di kamar gelap. Jika kamu tau aku lelah bila harus berteman baik
denganmu.
Aku ingin sekali
kamu menemukan teman baru dan kamu ikuti setiap langkah kaki juga jejak
kehidupannya. Kurasa ini sudah terlalu lama kita berteman dengan baik, atau
sangat baik hingga aku mengenalimu dengan baik. Apakah kamu tidak bosan melanda
hari-hariku? Apakah kamu tidak kasihan kepadaku, catatan percintaanku ini masih
kosong belum ada tulisan dari wanita manapun? Semua ini karena kita terlalu
berdekatan sehingga tak ada satupun tanda tangan wanita dihatiku, tetapi maaf
bukan maksud aku menyalahkanmu terhadap kisah kesendiriaku. Namun seingatku aku
sudah berusaha mengejar semua cintaku, bersusah payah melakukan perjuanganku
dan berbesar hati jika cintaku pergi dan memilih orang lain untuk diterima
cintanya. Tetapi kamu selalu saja kembali, tak pernah mengetuk pintu, menyapa
ataupun memberi tahu keberadaanmu. Kamu selalu tiba-tiba hadir disampingku.
Terakhir, aku harap keluhanku ini membuat perubahan
terhadap kedekatan kita. Mudah-mudahan kamu dan teman-temanmu tidak datang lagi
menghinggapi malam, siang dan segala sendi kehidupanku. Karena surat ini aku
tujukan kepadamu, sebuah hal semu yang sangat setia.
Sampai jumpa
kuharap kita tidak berteman dengan baik lagi dan kamu menemukan teman baru.
Terima kasih atas kesetiaanmu selama 6 tahun ini berada disegala sendi
kehidupanku
Tertanda
Lelaki Yang Telah Lama Sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar