Translate

Senin, 17 Maret 2014

Surat Untuk Kesepian



Dear, Kesepian
Sebelumnya aku tidak tahu apakah salam yang akan kuberikan kepadamu tetapi akan kuberikan salam hangat juga tulus dari palung hati yang terdalam, salam kenal. Oh iya kita sudah saling mengenal dengan baik ataupun terlalu baik. Aku harap kamu membacanya dengan khidmat jika kamu tidak tau siapa pengirimnya walaupun kamu tau siapa aku tetapi bolehkan aku tulis namaku lagi? ini namaku Lelaki Yang Telah Lama Sendiri kamu bisa membacanya kan?

Surat ini kutulis setelah aku menyadari kedekatan kita yang sudah melampaui batas dan mungkin ini saatnya aku memberikan dan mengeluarkan hal-hal yang perlu kamu ketahui.
Kesepian, aku rasa sudah 6 tahun sudah kamu setia berada didalam benak dan hatiku, mengikuti rekam jejakku dan melanda setiap malam dan siangku. Apakah kamu tidak bosan hinggap selama itu? Mengapa tidak mencari orang lain, lalu kau pilih untuk menetap dikehidupannya? Kenapa kau betah selalu hadir bertahun-tahun dikehidupaku? Apa aku terlalu spesial untukmu? Kurasa tidak. Kehidupanku selalu berjalan sederhana, tak ada cinta begitupun dinamika. Statis itu gambaran umum mengenai kehidupanku. Tak perlu aku sebutkan lagi kamu selalu datang untuk sekedar menyapa ketika aku termenung memikirkan sesuatu yang pada akhirnya membuat suasana sendu dan rindu. Seringkali kamu datang membawa teman-temanmu seperti masa lalu, kenangan cinta, angan-angan dan sebagainya. Jujur nama teman-temanmu tadi sangat menyebalkan jika mereka juga datang menemuiku secara bersamaan denganmu.
Terkadang kamu membisikan kerinduan-kerinduan mengenai indahnya berbagi kasih sayang, bersama orang yang aku cintai tetapi bukankah itu hanya bisa dilakukan berdua? Bukan sendiri? Jika begitu mengapa kamu selalu membelaiku dan menjerumuskan anganku kedalam itu? Mungkin kamu hanya ingin aku membayangkannya saja bukan untuk mewujudkan itu menjadi kenyataan. Tulisanku ini seperti menyalahkanmu padahal tidak aku ingin kamu coba mengerti. Mengerti bahwa ini sudah saatnya aku melepaskan dari belenggu pelukanmu itu yang membuatku sulit. Apalagi jika temanmu yang bernama angan-angan datang tanpamu rasanya aku ingin memintanya pergi dari hadapanku. Aku tak kuasa jika dia bertanya mengenai siapa yang ingin aku dekati. Seringkali aku mengusap air mata yang akan jatuh maka dari itu tolong sampaikan pada temanmu itu untuk tidak lagi mengunjungiku.
Selama bertahun-tahun ini kamu berada disetiap sisi kehidupan yang aku jalani mungkin kamu tau malam-malam yang aku lewati dengan berat hati. Ketika aku seperti dibunuh rasa sendiri bertubi-tubi walupun secara fisik tidak mati tetapi kamu mengerti kan, keadaan hati ini bagaimana? suri. Pada keadaan ini aku salutkan atas kesetiaanmu menemaniku disaat semua temanku telah sibuk dengan masing-masing urusannya tetapi kamu menemaniku dengan dingin, pedih namun setia sekali aku ingin memanggil namamu, kesepian.
Apa kamu masih ingat mengenai wanita-wanita yang sempat aku ingin sekali memilikinya tetapi tak pernah kudapatkan cintanya? Ya mungkin kamu ingat. Pada saat itu lagi-lagi kamu melanda sekujur tubuh dan hatiku lalu menuntunku kedalam kesedihan yang tak pernah kutangisi. Aneh memang namun nyata. Aku mengadukan itu kepada sekeliling kamar dan lampu gelap dan mencoba tidak lagi menyebut wanita itu tetapi hanya kamu yang berani menyuruhku untuk terus menyebut nama wanita itu terus menerus. Apakah kamu tau mereka menolak bahkan tidak mempedulikan ketulusanku? Oh ya aku lupa kamu sudah tau walaupun aku tak berceritapun. Begitulah kamu pun tau kisahnya seperti apa. Kamu senang? pastinya karena setelah ini kamu dan teman-temanmu akan mengunjungi tempat biasa kita bercerita, di kamar gelap. Jika kamu tau aku lelah bila harus berteman baik denganmu.
Aku ingin sekali kamu menemukan teman baru dan kamu ikuti setiap langkah kaki juga jejak kehidupannya. Kurasa ini sudah terlalu lama kita berteman dengan baik, atau sangat baik hingga aku mengenalimu dengan baik. Apakah kamu tidak bosan melanda hari-hariku? Apakah kamu tidak kasihan kepadaku, catatan percintaanku ini masih kosong belum ada tulisan dari wanita manapun? Semua ini karena kita terlalu berdekatan sehingga tak ada satupun tanda tangan wanita dihatiku, tetapi maaf bukan maksud aku menyalahkanmu terhadap kisah kesendiriaku. Namun seingatku aku sudah berusaha mengejar semua cintaku, bersusah payah melakukan perjuanganku dan berbesar hati jika cintaku pergi dan memilih orang lain untuk diterima cintanya. Tetapi kamu selalu saja kembali, tak pernah mengetuk pintu, menyapa ataupun memberi tahu keberadaanmu. Kamu selalu tiba-tiba hadir disampingku.
Terakhir, aku  harap keluhanku ini membuat perubahan terhadap kedekatan kita. Mudah-mudahan kamu dan teman-temanmu tidak datang lagi menghinggapi malam, siang dan segala sendi kehidupanku. Karena surat ini aku tujukan kepadamu, sebuah hal semu yang sangat setia.
Sampai jumpa kuharap kita tidak berteman dengan baik lagi dan kamu menemukan teman baru. Terima kasih atas kesetiaanmu selama 6 tahun ini berada disegala sendi kehidupanku
                                                                                 Tertanda

                                                                    Lelaki Yang Telah Lama Sendiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar