Translate

Sabtu, 22 Februari 2014

Ceritaku Sederhana, Demi Bersamamu



Setiap hari tak ada habisnya jika lentiknya jemari ini bercerita mengenai kamu. Selalu ada saja hal yang ingin ku ceritakan kedalam buku kenanganku, sekecil apapun itu. Sepertinya otakku terprogram dengan baik jika aku hendak mendalami dan membayangkan senyum cantik dan rambut panjang milikmu dan aku tak perlu memikirkan terlalu lama mengenai gambaran wajahmu cukup dengan 5 detik. Detik yang pertama kugunakan untuk memejamkan kedua mataku. Detik yang kedua kupergunakan untuk memanggil namamu. Dan ternyata di hitungan detik yang ketiga saja wajahmu sudah langsung hadir didalam fikiranku itu telalu cepat 2 detik dari yang kukira. Tak ada ekspresi yang kusembunyikan lagi dariku ketika harus mengingat-ingat senyum kamu selain tersenyum bahagia. 

Bahkan ketika hendak tidurpun entah mengapa fikiranku menginginkan kehadiran kamu didalam mimpiku biarpun hanya sekejap dan berkunjung beberapa saat menjelang mata ini terbuka kembali tapi yang terpenting mimpi itu ada kamu.
Di pagi hari pun tidak jauh berbeda cenderung semakin menjadi-jadi karena sesaat lagi aku akan bertemu denganmu maka tak ada yang kulakukan lagi selain berlama-lama didepan cermin untuk menata penampilan yang biasa ini untuk terlihat WOW  dimatamu. Dan karena terlalu lama seringkali ibuku menegurku dan menanyakan kepadaku “Ada apa denganmu memandangi cermin terlalu lama begitu?”. Dan aku tak menjawabanya karena aku takut ketahuan bahwa anak sulungnya ini tengah kasmaran. Bukan hanya itu seringkali aku memakai minyak wangi disemua barang dan pakaian yang aku kenakan dari tas, baju, celana, jacket bahkan jam tangan ku. Terlihat tidak normal memang tetapi aku ingin terlihat lebih didepanmu bukan orang lain. Hanya didepanmu kutegaskan sekali lagi.
Ketika beranjak keluar rumah kedua kaki ini bergerak cepat sesuai dengan perintah otak kanan atau otak kiriku atau otak sebelah manapun aku tidak peduli itu yang terpenting semakin cepat bertemu dengan kamu maka akan semakin lega kerinduan yang setiap hari mengganggu ini. Dan ketika menunggu angkutan umum pun terasa sangat lama padahal belum sampai 3 menit, ada hasrat dari dalam diri untuk segera berlari menuju sekolah tetapi jarak dan waktu yang ditempuh tidak memungkinkan maka akan kuusahakan lagi untuk lebih bersabar. Sesaat angkutan umum datang tanpa basa-basi langsung kunaiki dan lagi-lagi rasa ingin bertemu dengan kamu menggebu-gebu lagi dan seperti sebelumnya fikiran tidak normalku kembali datang, ingin sekali rasanya ku ambil alih setir dan kukemudikan lalu kuinjak gasnya sekencang-kencangnya namun itu terlalu beresiko karena bersangkutan dengan nyawa orang lain yang juga berada disitu.
Ketika angkutan yang aku naiki berhenti didepan jalan masuk kesekolah rasa ingin bertemu ini mulai mengetarkan seluruh badanku dan ketika itu pula aku berlari-lari kecil sambil terburu-buru untuk menggapai gerbang sekolah berharap keajaiban datang ketika kamu ada didepan gerbang menungguku, melambaikan tanganmu kepadaku tetapi itu jika keajaiban dan kata mudah-mudahanku terkabul jika tidak yasudahlah.
Akhirnya aku tiba disekolah meski keajaibanku tak terkabul tetapi aku tidak terlalu memikirkan itu yang aku fikirkan adalah berlari secepat mungkin menuju kelas untuk melihat wanita cantik yang ada didalam kelasku. Sampailah dan ketika membuka pintu kayu lalu kulihat kamu yang tiba-tiba mengosongkan semua hasil belajarku semalaman suntuk, tak kuduga senyummu terlempar untukku pada saat itu hanya satu yang ingin kulakukan yaitu datang dan memelukmu berada disebelahmu dan aku pun mendekatimu seteleh duduk disebelahnya aku terlihat seperti orang bodoh, aku lupa mengenai semua yang ingin aku katakan dan jantungku terus-menerus berdetak tidak beraturan hingga membuat aku gugup. Mungkin ini semua karena keindahan yang kamu miliki membuat terlena juga terpesona sehingga lelaki seperti aku lemah tak berdaya, bodoh dihadapan kamu.
Kucoba membiasakan diri untuk berada didekatmu dan aku coba buat suasana ringan dengan sedikit candaan dan obrolan yang membuat semakin jelas bahwa senyum lepasmu itu berwarna seperti pelangi. Semua itu terbawa hingga pelajaran dimulai aku merasa dengan keadaan yang begitu bahagia ini ingin sekali rasanya berlama-lama berada dikelas namun anehnya waktu begitu singkat jika kulewati bersamamu.
Matahari siang sudah terlalu tinggi naik memandangi bumi dengan tatapan yang terang begitu juga diwaktu pulang ini. Waktu dimana aku mencari-cari kamu walaupun cuaca terik dan panas tapi dengan melihatmu mungkin saja bisa menyejukan dan akhirnya aku melihatmu radius 50 meter, belum terlalu jauh fikirku. Aku berlari tanpa aba-aba atau hitungan yang pasti karena garis akhir hanya berhasil kuraih jika aku bisa pulang bersama denganmu. Dan aku pun pulang bersama kamu dengan menyembunyikan semua peluh diwajahku demi sesuatu yang sederhana yaitu pulang bersama dengan kamu. Ketika aku memanggil namamu senyum kecilku menatap wajahku dan itu seperti air yang membasuh semua kesemrawutan dalam wajahku. Aku berjalan bersama denganmu, dan mengeluarkan hipotesa bahwa aku tidak mungkin bisa berpasangan denganmu. Ketika naik angkutan umum kamu duduk disebelahku dan rambut panjang juga halus menggelitik pundakku lalu hatiku mulai bertanya-tanya kepadaku dan pertanyaannya selalu saja sama membuatku tak bisa menjawabanya. Tak terasa lamunanku membuat aku tidak sadar bahwa rumahku sudah dekat berarti ini terakhir kali aku melihatmu sebelum esok hari, sebenarnya banyak sekali yang ingin kukatakan kepadamu sebelum aku turun dari angkutan umum tetapi “kita” atau lebih tepatnya “kamu” belum begitu tau bagaimana perasaanku karena aku tak sanggup berdiri didepanmu untuk mengucapkan kata-kata aku cinta kamu itu.
Mungkin itu hanya sedikit cerita yang aku tulis untuk kamu dari banyaknya hal-hal yang aku ingat. Mudah-mudahan kamu tau sekecil apapun hal yang pernah aku lihat dari kamu pastinnya aku ingat, dan kamu tau mengingat semuanya tentang mu semudah aku berbicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar