Setiap hari tak
ada habisnya jika lentiknya jemari ini bercerita mengenai kamu. Selalu ada saja
hal yang ingin ku ceritakan kedalam buku kenanganku, sekecil apapun itu.
Sepertinya otakku terprogram dengan baik jika aku hendak mendalami dan
membayangkan senyum cantik dan rambut panjang milikmu dan aku tak perlu
memikirkan terlalu lama mengenai gambaran wajahmu cukup dengan 5 detik. Detik
yang pertama kugunakan untuk memejamkan kedua mataku. Detik yang kedua
kupergunakan untuk memanggil namamu. Dan ternyata di hitungan detik yang ketiga
saja wajahmu sudah langsung hadir didalam fikiranku itu telalu cepat 2 detik
dari yang kukira. Tak ada ekspresi yang kusembunyikan lagi dariku ketika harus
mengingat-ingat senyum kamu selain tersenyum bahagia.
Bahkan ketika hendak tidurpun entah mengapa fikiranku menginginkan kehadiran kamu didalam mimpiku biarpun hanya sekejap dan berkunjung beberapa saat menjelang mata ini terbuka kembali tapi yang terpenting mimpi itu ada kamu.
Di pagi hari pun
tidak jauh berbeda cenderung semakin menjadi-jadi karena sesaat lagi aku akan
bertemu denganmu maka tak ada yang kulakukan lagi selain berlama-lama didepan
cermin untuk menata penampilan yang biasa ini untuk terlihat WOW dimatamu. Dan karena terlalu lama seringkali
ibuku menegurku dan menanyakan kepadaku “Ada apa denganmu memandangi cermin
terlalu lama begitu?”. Dan aku tak menjawabanya karena aku takut ketahuan bahwa
anak sulungnya ini tengah kasmaran. Bukan hanya itu seringkali aku memakai
minyak wangi disemua barang dan pakaian yang aku kenakan dari tas, baju,
celana, jacket bahkan jam tangan ku. Terlihat tidak normal memang tetapi aku
ingin terlihat lebih didepanmu bukan orang lain. Hanya didepanmu kutegaskan
sekali lagi.
Ketika beranjak
keluar rumah kedua kaki ini bergerak cepat sesuai dengan perintah otak kanan
atau otak kiriku atau otak sebelah manapun aku tidak peduli itu yang terpenting
semakin cepat bertemu dengan kamu maka akan semakin lega kerinduan yang setiap
hari mengganggu ini. Dan ketika menunggu angkutan umum pun terasa sangat lama
padahal belum sampai 3 menit, ada hasrat dari dalam diri untuk segera berlari
menuju sekolah tetapi jarak dan waktu yang ditempuh tidak memungkinkan maka
akan kuusahakan lagi untuk lebih bersabar. Sesaat angkutan umum datang tanpa
basa-basi langsung kunaiki dan lagi-lagi rasa ingin bertemu dengan kamu
menggebu-gebu lagi dan seperti sebelumnya fikiran tidak normalku kembali
datang, ingin sekali rasanya ku ambil alih setir dan kukemudikan lalu kuinjak
gasnya sekencang-kencangnya namun itu terlalu beresiko karena bersangkutan
dengan nyawa orang lain yang juga berada disitu.
Ketika angkutan
yang aku naiki berhenti didepan jalan masuk kesekolah rasa ingin bertemu ini
mulai mengetarkan seluruh badanku dan ketika itu pula aku berlari-lari kecil
sambil terburu-buru untuk menggapai gerbang sekolah berharap keajaiban datang
ketika kamu ada didepan gerbang menungguku, melambaikan tanganmu kepadaku
tetapi itu jika keajaiban dan kata mudah-mudahanku terkabul jika tidak yasudahlah.
Akhirnya aku tiba
disekolah meski keajaibanku tak terkabul tetapi aku tidak terlalu memikirkan
itu yang aku fikirkan adalah berlari secepat mungkin menuju kelas untuk melihat
wanita cantik yang ada didalam kelasku. Sampailah dan ketika membuka pintu kayu
lalu kulihat kamu yang tiba-tiba mengosongkan semua hasil belajarku semalaman
suntuk, tak kuduga senyummu terlempar untukku pada saat itu hanya satu yang
ingin kulakukan yaitu datang dan memelukmu berada disebelahmu dan aku
pun mendekatimu seteleh duduk disebelahnya aku terlihat seperti orang bodoh,
aku lupa mengenai semua yang ingin aku katakan dan jantungku terus-menerus
berdetak tidak beraturan hingga membuat aku gugup. Mungkin ini semua karena
keindahan yang kamu miliki membuat terlena juga terpesona sehingga lelaki
seperti aku lemah tak berdaya, bodoh dihadapan kamu.
Kucoba membiasakan
diri untuk berada didekatmu dan aku coba buat suasana ringan dengan sedikit
candaan dan obrolan yang membuat semakin jelas bahwa senyum lepasmu itu
berwarna seperti pelangi. Semua itu terbawa hingga pelajaran dimulai aku merasa
dengan keadaan yang begitu bahagia ini ingin sekali rasanya berlama-lama berada
dikelas namun anehnya waktu begitu singkat jika kulewati bersamamu.
Matahari siang
sudah terlalu tinggi naik memandangi bumi dengan tatapan yang terang begitu
juga diwaktu pulang ini. Waktu dimana aku mencari-cari kamu walaupun cuaca
terik dan panas tapi dengan melihatmu mungkin saja bisa menyejukan dan akhirnya
aku melihatmu radius 50 meter, belum terlalu jauh fikirku. Aku berlari tanpa
aba-aba atau hitungan yang pasti karena garis akhir hanya berhasil kuraih jika
aku bisa pulang bersama denganmu. Dan aku pun pulang bersama kamu dengan
menyembunyikan semua peluh diwajahku demi sesuatu yang sederhana yaitu pulang
bersama dengan kamu. Ketika aku memanggil namamu senyum kecilku menatap wajahku
dan itu seperti air yang membasuh semua kesemrawutan dalam wajahku. Aku
berjalan bersama denganmu, dan mengeluarkan hipotesa bahwa aku tidak
mungkin bisa berpasangan denganmu. Ketika naik angkutan umum kamu duduk
disebelahku dan rambut panjang juga halus menggelitik pundakku lalu hatiku
mulai bertanya-tanya kepadaku dan pertanyaannya selalu saja sama membuatku tak
bisa menjawabanya. Tak terasa lamunanku membuat aku tidak sadar bahwa rumahku
sudah dekat berarti ini terakhir kali aku melihatmu sebelum esok hari,
sebenarnya banyak sekali yang ingin kukatakan kepadamu sebelum aku turun dari
angkutan umum tetapi “kita” atau lebih tepatnya “kamu” belum begitu tau
bagaimana perasaanku karena aku tak sanggup berdiri didepanmu untuk mengucapkan
kata-kata aku cinta kamu itu.
Mungkin itu hanya
sedikit cerita yang aku tulis untuk kamu dari banyaknya hal-hal yang aku ingat.
Mudah-mudahan kamu tau sekecil apapun hal yang pernah aku lihat dari kamu
pastinnya aku ingat, dan kamu tau mengingat semuanya tentang mu semudah aku
berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar