Mungkin ini adalah tulisan terakhir yang bercerita
tentang kamu. Bisa jadi ini adalah sebuah ucapan selamat tinggal kepada cinta
yang akan ku ikhlaskan kepada orang lain. Aku melakukan ini karena aku mulai
tersadar atas semua yang aku lakukan. Dan tak ku pungkiri, kini hatiku sudah
pada sampai tahap tertinggi karena luka hati, mungkin sebentar lagi akan
kembali mati. Ya dalam sebuah surat mungkin terlihat sebagai pernyataan untuk
mengundurkan diri, dalam sebuah perang mungkin aku sedang mengibarkan bendera
putih dan dalam perihal penyakit aku tepat berada dalam titik kronis untuk
hidup.
Dan tidak lupa terima kasih aku sematkan kepada Dara
Prayoga karena telah membuat soundcloud yang berjudul Menyerah, karena dengan
mendengarkan itu aku merenung sejenak lalu memutuskan mengambil langkah ini.
Terima kasih telah membuka fikiran yang dahulunya tertutup penuh oleh harapan,
membuat hati melihat kembali yang sebelumnya dipenuhi cinta yang agak sedikit
melihat dan tentunya melepaskan ku agar tidak menjadi orang bodoh dalam
mencinta selamanya.
Perkenankan
aku untuk memodifikasi soundcloud mu yang berjudul “Menyerah”
Katakan sesuatu aku telah menyerah atas kamu,
mencoba untuk tidak berkhayal lebih gila untuk memilikimu. Aku sudah merasa
sudah dalam titik terakhir dalam melakukan hal yang paling waras, tentunya aku
tak ingin menjadi semakin gila karena benakku mulai ramai akan harapanku
untukmu. Tolong kamu katakan yang aku lakukan ini sebuah langkah yang benar,
karena aku tak mau lagi melangkah dalam perjuangan yang salah. Tolong tunjukan
jika prasangka ini benar, bahwa menyerah untukmu adalah hal tepat yang dari
dahulu harusnya kulakkukan.
Mungkin ini bukan tentang aku tetapi tentang kamu,
karena setau aku hanya kamu yang selalu ku doakan dalam setiap habis
sembahyang. Dan selalu kamu yang ku doakan ketika rindu sudah datang ketika
hendak membaringkan badan di sebuah tempat istirahat. Memeluk erat sebuah
bantal sedikit berharap kau mendengar doa singkat ini atau paling tidak memahami
apa yang sebenarnya aku inginkan agar kau cepat mengerti. Karena hidupku
terlalu sering mengingankanmu kemudian aku lupa satu hal, sejak lama kamu
menghindari untuk dimiliki.
Hingga aku berada dalam satu lini, dimana semuanya
dengan jelas telah kamu akhiri. Kini mataku terbelanga ketika mengetahui kau
telah bersama lelaki yang kau cintai. Ini membuat usahaku dengan jelas harus ku
usaikan sebelum semua luka terbuka dan tak bisa kututupinya. Maaf awalnya aku
terlalu percaya diri karena menurut persepsiku kau pantas kumiliki ( aku
menafsirkan melalui respon yang kulihat darimu) dan ternyata salah.
Ternyata bagimu semuannya tidak ada arti,
dihadapanmu aku sangat tidak berharga sama sekali. Aku merasa kecewa namun aku
tidak bisa berbuat apa-apa karena aku menyadari aku bukan siapa-siapa. Apa yang
kutulis, perhatian yang dulu kutunjukan semuanya berakhir sia-sia menapakan
sebuah nestapa dalam dada. Aku memilih diam karena semua ucapan tak akan
merubah pendirianmu yang sudah sekeras baja. Aku mengenalmu lebih lama dari
dia, aku sedikit demi sedikit tau kisah percintaamu yang lalu-lalu semuanya
berakhir karena kamu salah memilih hati untuk dipercayakan. Maaf aku bukan
merasa paling tau akan kisah hidupmu dan paling berhak untuk memilikimu, namun
aku sangat tak ingin hal itu berulang lagi kepadamu. Semoga kali ini
dia-yang-kau-pilih berbeda, ataupun sama saja. Semoga kamu jatuh kepada dia
yang berhak karena telah memperjuangkanmu dalam keadaan yang tidak
memungkinkan, dan tentunya kamu juga hargai kasih sayangnya.
Sepertinya untukmu semua dariku akan selalu kurang
karena sesungguhnya yang paling kau inginkan adalah aku hilang. Aku bodoh
seketika karena tak bisa membaca maksud dan tujuanmu yang selalu menghindar,
karena hatiku selalu disusupi semangat yang begitu menggelora dan sekarang
semua yang kubangun hancur seketika. Namun tenanglah keinginanmu agar aku pergi
sebentar lagi akan terwujud dan kamu bisa lebih nyaman bersama lelaki-yang-kau-pilih.
Aku nyatakan dengan ini aku menyerah atas kamu
karena sehebat apapun, segila apapun yang aku lakukan untukmu semuanya sia-sia,
karena kenyataanya kau tak pernah inginkan aku untuk ada.
Aku menyerah bukan karena aku lemah ataupun karena
sudah tak lagi cinta, percayalah semua rasa sayang dan cintaku masih sama,
namun aku hanya tak ingin bodoh selamanya tertelan dalam rasa bangggamu karena
dicintai sebegitu dalamnya. Aku hanya seorang manusia juga yang terbuat dari
segumpal tanah yang hatinya tak akan terus bertahan jika terus-menerus
diterjang. Dalam hal ini aku bukanlah lelaki yang amat tangguh, karena dengan
hal seperti ini saja sudah banyak mengeluh. Namun aku pernah berjuang dalam
waktu yang lama untuk bisa menjadi yang selalu ada, walaupun aku tak pernah berkata
“Aku Cinta Kamu” setidaknya sedikit demi sedikit itu dapat kamu baca. Dan
sekarang aku mulai miris, ketika ada seorang manusia berkata “ Yang istimewa
akan kalah oleh yang selalu ada.” Jika menurut pandanganku menjadi seperti ini “Yang
istimewa akan kalah oleh yang selalu ada namun yang selalu ada akan amat
sia-sia jika tak pernah di cinta."
Aku putuskan berhenti untuk menyuapi rindu dan cintaku
padamu, bukan menghilangkan apalagi menghancurkan hanya saja aku mulai belajar
bagaimana untuk dapat mengikhlaskan. Walaupun aku tak mau menjadi munafik,
sungguh melakukan semua ini adalah hal terberat dari hidupku daripada terus
menerus digerogoti sepi dan ditusuk dingin. Namun demi melihatmu bahagia
bersamanya aku sangat rela terluka, dan tak perlu khawatir akan aku, karena
nantinya waktu akan menyembuhkanku. Ataupun seorang wanita yang baru
mempercepat masa pulihku, dan yang pasti itu bukan kamu. Karena kamu mungkin
sudah bahagia dengannya sehingga lupa dengan ini semua.
Ketika aku mulai pergi dan ketika kamu mulai
kehilangan percayalah semuannya telah terlambat. Mungkin saat itu aku sudah
bersama orang lain, seseorang yang tak tergila-gila untuk dikejar. Seseorang
yang datang yang dikirim Tuhan sebagai penyembuh luka karena telah mencintaimu
sebegitu besarnya. Suatu saat kamu bertanya mengapa aku tak pernah mengontakmu
lagi, maka jangan pernah berfikir aku sombong dan angkuh. Hanya saja aku tak
ingin terjerat lagi, tak ingin hanyut dan tenggelam lagi kedalam cintaku yang
masih besar untukmu dan tak terkalahkan oleh orang lain. Karena itu kumohon
jangan mengingat aku lagi.
Kuharap lelaki yang kau pilih adalah cinta sejatimu,
dan dapat mengerti semua ekspektasi yang ingin kau capai. Karena percayalah
ketika menulis juga sampai detik ini pun aku masih belum bisa berdaya dalam
mengikhlaskan.
Sekali lagi dengan tegas aku nyatakan. Aku menyerah
untuk dapat memiliki cinta atau umumnya kamu. Walaupun hati harus penuh darah,
perasaan luluh lantah dan fikiran di gonjang-ganjing entah kemana, aku putuskan
untuk tetap menyerah.
Semoga cintamu ini berbeda dari sebelumnya agar aku
tak melihat linangan air mata jatuh perlahan dari matamu, lagi. Karenamu aku
belajar bahwa, cinta adalah sekelumit orang yang saling mencari agar kelak
mereka dapat ditemukan. Namun karenamu juga aku belajar bahwa, terkadang jika
salah seorang telah menemukan cintanya, dan yang satunya masih mencari,
percayalah salah satu dari mereka akan ada yang tersakiti.
Terakhir, aku telah
menemukan wanitaku ( yaitu kamu ) dan kamu masih mencari lelakimu karena itu
kita tak akan pernam bertemu untuk menjadi satu. Semoga kamu temukan dia, yang
bukan aku.
Maaf dengan ini aku tak bisa lagi menulis tentangmu,
dan menyebut senyummu bagai pelangi, lagi.
2 Tahun 2 Bulan 13 Hari, ini adalah waktu dimana aku
berjuang keras agar bisa jadi sesuatu untukmu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar