Bumi ini, bumi yang
belantara. Suatu tempat dalam dimensi yang mendapat stigma tanah surga. Namun
sepanjang ku lihat, pohon-pohon dibantai habis oleh kapak-kapak besi. Rimbunnya
pohon digilas, diratakan katanya –demi kemajuan- padahal hanya untuk beberapa
orang yang asik bermain kartu di singgasana. Tanah-tanah yang digali para ahli
berlomba-lomba ditelieliti dengan dalih untuk penemuan serta pengembangan
teknologi, namun ternyata setelah berhasil diketahui memiliki sumber peramata
murni malah di eksploitasi. Hutan yang tadinya heterogen, sengaja dibakar demi
kertas-kertas penuh dosa yang mengorbankan oksigen yang menopang kehidupan
manusia, dah memberi balasan kepulan asap tebal yang menggerayangi ribuan
kilometer ke segala penjuru. Hingga di kota pohon diubah menjadi beton, mereka
berjanji akan merelokasi namun apa? Tak seimbang dengan pohon yang dihancurkan.
Dengan gagah para petinggi berkata
Translate
Sabtu, 07 Februari 2015
Selasa, 27 Januari 2015
Firasat
Terkadang
kabar berhembus masuk kedalam hati tidak melulu melalui lisan, ataupun tulisan
seringkali melalui hal yang jauh dari kemungkinan, melalui perasaan. Sebuah hal
ganjil yang tak diketahui akan terbaca dengan baik melalui pesan dari sebuah
alam yang kasat mata. Mungkin saja hanya sebuah tebakan, bisa jadi hanya sebuah
kegelisahan namun kenyataan semuanya berjalan seperti perkiraan.
Rabu, 21 Januari 2015
Malam
Di suatu sore yang gelap,
sore yang berawan abu pekat mengantarkan aku pada sebuah ingatanku pada sebua
percakapan yang pernah aku tulis hampir setahun yang lalu. Ketika bulan
berselimut disetengah lingkarang tertutup awan dan terangnya kalah oleh ribuan titik
bintang. Di atas loteng aku merebahkan badan sembari mengajukan beberapa
kegelisahanku pada malam yang jujur itu.
Langganan:
Komentar (Atom)


