Translate

Minggu, 19 Oktober 2014

Maaf






Maaf aku telah lancang melempar cinta denganmu ataupun
menyatakan rindu ini disetiap malam hariku.


Maaf aku telah menganalogikan semua pertemuan ini
sebagai takdir Tuhan bukan sebuah kebetulan.

Maaf aku membawamu dalam setiap doaku
dalam setiap sujud terakhirku dan disetiap pejaman mata sebelum tidurku.

Maaf aku sengaja di setiap hariku meminta kepada Nya agar
setiap aku duduk terlelah dari rutinitas kutemukan senyum hadirmu
yang menyegarkan kembali semangatku.

Maaf aku dengan sengaja mengingat-ingat setiap tawamu
saat kau bercanda dengan temanmu.

Maaf aku dengan sengaja menunda-nunda semua tugas
hanya demi duduk berdua denganmu.

Maaf setiap malam kau selalu kuceritakan pada dinding-dinding
kokoh penyangga malam bahwa kau lebih kuat dari mereka.

Setiap malam pula aku mengejek bintang terkadang rembulan
yang walaupun mereka terang namun kelak mereka akan hilang
ditelan pagi tak sepertimu yang selalu melekat di hatiku.

Maaf kau kusebut ketika aku mengangkat kedua tangan sedada
menyemai himpunan kata yang berisikan doa.

Maaf aku tak permisi padamu karena telah jatuh hati.

Maaf jika mata ini tak pernah melepaskan fokusnya dari sosokmu
karena mungkin engkaulah titik temu dari semua objekku.

Maafkan aku telah berani menuliskan tentangmu di secarik kertas
berantakan ini dan kemudian dibacakan di depan khalayak umum.

Maaf jika rangkaian kata ini berantakan dan tak bermakna
karena kata pujangga:
“Cinta sulit diungkapkan lewat kata-kata namun tanpa kata-kata
cinta tidak akan pernah tersampaikan.”

Maaf aku telah menasbihkan untuk hidup dalam cintamu
yang akan bahagia dan terkejut di alam semesta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar