Masa sekolah sudah
usai, tak ada kelas ramai, tak ada pelajaran yang harus dihafal dan tak ada
guru yang sibuk memberikan tugas banyak. Namun, ada sebuah perasaan dan rindu yang belum
selesai mengenai Aku dan Kamu. Perasaan yang dijejaki disekolah, diawali dalam
kelas usang hingga lama-lama terpisah oleh waktu yang terus datang.
Aku coba memejamkan
mata untuk mengingat lebih jauh lagi, lebih dalam lagi, agar aku fokus dan
spesifik mengingat saat bersamamu. Tapi mengapa aku tak lagi tersenyum? Kemana
senyum kecil tadi? Mengapa hati terus bergetar dan mata menahann nanar?
Aku coba membuka mata namun semuanya
masih terasa, mencoba menghapusnya namun tetap saja ada.
Dari situ aku ingat
jelas, bahwa kita bukan siapa-siapa. Tak seperti yang aku harapkan dan aku
yakin kamu tidak akan berharap seperti yang aku harapkan. Jika ingin tau ini
harapan kecilku “Bersama, untuk saling suka atau saling mengobati luka untuk
akhir yang bahagia”. Bagiku harapan sekecil ini seperti melempar jarum kecil
kedalam tumpukan jerami, ditambah kotoran sapi. Namun jika kamu menghendaki aku
akan bersedia cukup bodoh untuk mencari.
Selalu ada cara memori
terindah hadir dalam setiap malam-malam manusia yang sedang dilanda rindu yang
hanya diratapi sendu. Dahulu pagi hari adalah waktu yang kutunggu untuk memulai
doa agar hariku dipenuhi tawa bersamamu, namun kini pagi hari kuhabiskan
waktuku untuk melupakan doa yang pernah kuucap sebelumnya. Dahulu malam adalah
waktu dimana aku sibuk dengan laptopku menulis puisi yanng akan kuberikann
untukmu besok, namun sekarang malam hari terlalu kejam untuk dilalui karena
pada saat itu hati tercekek rindu yang berisik dan kebingungan menyalurkan
harus kemana.
Dalam tidur yang
nyenyak masih sempat alam bawah sadarku memimpikan kamu, sebagai pasanganku.
Walaupun hanya beberapa saat itu sangat membahagiakanku, namun itu dahulu. Kini
memimpikanmu yang-tak-pernah-kutemui-lagi seperti memegang bara dan ditusuk
belati.
Aku sudah berjalann
terlalu jauh untuk semua ini, dan kurasa aku gagal dalam berjuang malah aku tak
pernah memperjuangkanmu. Namun jangan pernah ragu mengenai rasa cinta dalam
dada ini, sedikit pun jangan. Karena aku sayang padamu dengan cara berbeda,
dengan cara yang tak pernah orang lain coba. Aku selalu ada disampingmu, dalam
tawamu. dalam sedihmu dan kamu tinggal dalam bahagiamu karena aku selalu
mengawasimu, sebagai temanmu. Temanmu. Mungkin aku tidak sekalipun pernah
memilikimu, dan kamu sama sekali tidak pernah cinta dan membuatku berharga
untukmu tetapi ingat setidaknya aku sudah setulus hati melakukan segalanya,
dengan caraku entah itu membuatmu tau mengenai cinta ini.
Meski kadang aku
merasa kita ini hanya teman, terkadang lebih dari teman dan terkadang bukan
apa-apa.
AKU SANGAT MENGERTI
KAMU TIDAK PERNAH MEMBACA TULISANKU INI, KARENA BAGIMU HANYA MEMBUANG WAKTU
UNTUK MENGEJAR SESUATU YANG LEBIH BERARTI.
NAMUN SUATU SAAT KAMU
MEMBACA INI AKU HARAP KAMU SUDAH MENGERTI, ADA CINTA, RINDU YANG TERSELIP DALAM
HATI UNTUK DITITIP KEPADA KAMU YANG TERLALU BERARTI
“Aku Cinta Kamu”
sebuah kata yang tak pernah tesambung untukmu. Sebuah bahasan yang tak pernah
terhubung langsung kearahmu. Dan sebuah kalimat yang tak pernah diucap olehku,
yang tidak pernah berdaya sedikitpun dihadapanmu. Sehingga kamu tak pernah tau,
kalimat itu yang membelit dibenakku. Dan kini aku tersandung jatuh kedalam
putaran waktu ketika berada disampingmu dulu. “Aku Cinta Kamu, Andai Kamu Bisa
Membaca Hatiku”
-Salam rindu untuk
senyum kamu yang seperti aurora dilangit kutub-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar