Translate

Kamis, 03 April 2014

Ketika Kamu Menangis



Aku melihat kamu menangis sendu dan sedih. Matamu bengkak seperti tak pernah tidur juga matamu terus mengalirkan air yang bukan membawa kesejukan tetapi kesedihan. Kepalamu tertunduk berat, rambutmu mengurai kebawah menutupi wajah manismu dan tanganmu terus saja menutup kedua matamu. Aku yakin hatimu juga sedang kamu usapi dengan sisa rasa sayang penawar hati yang ada. Tadinya aku ingin menghiburmu, mencoba mengusap air mata yang turun dengan tanganku namun aku tak bisa, bukan tak mau. 
Aku mau saja melakukan segalanya demi untuk melihatmu mengeringkan air mata yang basah di kelopak matamu bahkan untuk bertindak gila sekalipun. Tapi itu semua tak bisa aku lakukan karena lagi-lagi aku bukan seseorang yang pantas melakukan itu. Memang benar untuk menyenangkan hati orang itu tidak harus menjadi siapa-siapanya hanya melakukannya dengan ikhlas saja sudah cukup. Andai bisa seperti itu, bisa dengan ikhlas saja cukup tetapi kenyataannya ikhlas saja tak pernah cukup untuk membuatmu bahagia. Akhirnya aku hanya melihat kamu dikerubungi oleh lelaki-lelaki yang berani menyentuh, mengusap air matamu dan mereka semua seperti menunjukan bahwa mereka pantas untuk itu. Melihat kamu dikelilingi lelaki-lelaki itu membuatku semakin berkaca diri untuk sekedar menjadi pilihan diantara kandidat yang nantinya akan kamu terima usapan tangannya, bukan tangan yang kamu tolak nantinya. Meskipun aku tak berani mengusap air matamu ataupun menghiburmu ada bentuk lain yang  aku coba sampaikan kepadamu yaitu dengan membuat sebuah obrolan biasa, bagimu tapi bernilai lebih untukku. Ketika aku bertanya tentang keadaanmu mungkin semungkin-mungkinnya kamu menangkap pertanyaan khawatir yang aku ajukan, namun aku samarkan dengan senyuman dan kamu membalas dengan senyum kembali berikut nada sedih dan senyum kecil seperti lengkungan pelangi, ya lengkungan pelangi jika kamu ingat itu sering aku katakan kepadamu. Tidak sampai disitu kegelisahanku kepadamu aku coba tahu lebih dalam menelusuri untuk mengetahui detailnya tetapi kamu bisu, atau terlihat ragu untuk mempercayai dan bercerita kepadaku. Jika saja aku berani meraihmu dan percaya diri bahwa aku bisa membahagiakanmu, ketika kamu menangis seperti itu akan kubelikan es krim kesukaanmu atau coklat manis untuk menenangkan hatimu. Itu semua kulakukan hanya untuk membuatmu tersenyum, untuk sekedar melihat air matamu tidak keluar kembali, ketika kamu menangis. Aku ingat juga ini kali kedua aku melihatmu menangis selama aku mengenalmu tetapi aku tidak ingin menjelaskan mengapa kamu menangis, karena itu alasan pribadimu. Sama aku juga tidak akan memberi tahu alasan pribadiku untuk tetap mencoba membuatmu tersenyum, walaupun senyum itu bukan untukku ataupu milikku. Selama mengenalmu seingatku kamu hanya pernah melihatmu menangis dihadapanku dua kali, tetapi jika kamu tau aku menangisi keadaan hati ini yang mencoba meraih kamu namun harapan ini terasa memberi saran untuk ikhlas meskipun tidak bisa ini, setiap hari. Menangisi mengapa kamu tak kunjung menunjukan respon baik kepadaku. Menangisi ketika aku harus membuatkan sesuatu untuk lelaki yang kamu cinta dan itu bukan aku. Menangisi wanita yang aku cintai nyaman, teduh dan dipayungi oleh cinta orang lain.
Kamu menangis, dikejauhan aku juga menangis melihatmu. Hatiku teriris sadis melihat banyaknya lelaki yang menadahkan tangan kepadamu namun bukan meminta uang darimu melainkan meminta perhatian darimu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar