Ketika sedang
menulis ini baru saja hujan turun dengan deras disertai angin kencang. Ketika
hujan sedang deras menghujani bumi aku baru saja keluar dari lelahnya mencari
ilmu. Saat itu suasana sudah sepi hanya beberapa orang yang sedang duduk-duduk
menuggu hujan tetapi tidak dengan aku.
Aku tak pernah menuggu hujan reda malah
aku mengambil bagian dibawah guyurannya. Menikmati setiap tetesannya dan
mengusap jika sudah memenuhi wajah. Semua orang menatap heran mengapa aku
berjalan santai ditengah hujan deras tidak memakai payung atau jas hujan. Andai
saja mereka tau apa yang tengah aku lakukan tepatnya apa yang sedang aku
rasakan. Mereka melihatku seperti anak kecil mencintai hujan, menari
dibawahnya, menendang alirannya dan tertawa dibasahinya. Aku memang tidak
sedang menari, menendang ataupun tertawa. Kepalaku menunduk menatap aspal dan
sesekali mataku menatap jauh jalan raya. Didalam kepalaku sedang terjadi
kegaduhan yang tidak terkendali seseuatu hal yang tidak bisa kulepaskan,
rasanya panas. Ingin sekali kumasukan gletser dari antartika. Tidak hanya
kepala hati juga sedang geram karena sudah banyak terjadi yang harusnya
kuungkapkan tetapi malah terpendam, dengan sengaja. Dengan sengaja bukan tidak
sengaja. Semakin deras hujan datang semakin terbawaku kepada sebuah pertanyaan.
Pertanyaan yang tidak pernah kucari jawabannya. Kiranya aku terlalu pemalas
untuk menelusuri suatu masalah karena itulah mungkin aku menumpahkan segalanya
dibawah derasnya hujan. Mungkin seperti ini yang sedang aku renungkan “Biarlah
hujan yang mengusap semua penat dan masalah yang sedang kutanggungi, jika boleh
siramlah diri ini dan bersihkan sisa debu yang masih ada“. Mungkin begitu dan
memang seharusnya begitu. Namun mengapa sampai saat ini hujan datang tak
membawa kesegaran untukku? Bukankah air adalah simbol ketenangan juga
kesegaran? Jika hujan ini belum membawa kesejukan dan kesegeran maka tolonglah
tuhan untuk memberikanku hujan dari segala hujan yang membawa kesegaran dan
kedamaian untuk membasahi hati dan fikiran yang sedang mengemarau ini, walaupun
hujan sudah deras tetapi hati ini masih kemarau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar