Translate

Jumat, 04 April 2014

Hujan Deras Ditengah Hati Yang Kemarau



Ketika sedang menulis ini baru saja hujan turun dengan deras disertai angin kencang. Ketika hujan sedang deras menghujani bumi aku baru saja keluar dari lelahnya mencari ilmu. Saat itu suasana sudah sepi hanya beberapa orang yang sedang duduk-duduk menuggu hujan tetapi tidak dengan aku.
Aku tak pernah menuggu hujan reda malah aku mengambil bagian dibawah guyurannya. Menikmati setiap tetesannya dan mengusap jika sudah memenuhi wajah. Semua orang menatap heran mengapa aku berjalan santai ditengah hujan deras tidak memakai payung atau jas hujan. Andai saja mereka tau apa yang tengah aku lakukan tepatnya apa yang sedang aku rasakan. Mereka melihatku seperti anak kecil mencintai hujan, menari dibawahnya, menendang alirannya dan tertawa dibasahinya. Aku memang tidak sedang menari, menendang ataupun tertawa. Kepalaku menunduk menatap aspal dan sesekali mataku menatap jauh jalan raya. Didalam kepalaku sedang terjadi kegaduhan yang tidak terkendali seseuatu hal yang tidak bisa kulepaskan, rasanya panas. Ingin sekali kumasukan gletser dari antartika. Tidak hanya kepala hati juga sedang geram karena sudah banyak terjadi yang harusnya kuungkapkan tetapi malah terpendam, dengan sengaja. Dengan sengaja bukan tidak sengaja. Semakin deras hujan datang semakin terbawaku kepada sebuah pertanyaan. Pertanyaan yang tidak pernah kucari jawabannya. Kiranya aku terlalu pemalas untuk menelusuri suatu masalah karena itulah mungkin aku menumpahkan segalanya dibawah derasnya hujan. Mungkin seperti ini yang sedang aku renungkan “Biarlah hujan yang mengusap semua penat dan masalah yang sedang kutanggungi, jika boleh siramlah diri ini dan bersihkan sisa debu yang masih ada“. Mungkin begitu dan memang seharusnya begitu. Namun mengapa sampai saat ini hujan datang tak membawa kesegaran untukku? Bukankah air adalah simbol ketenangan juga kesegaran? Jika hujan ini belum membawa kesejukan dan kesegeran maka tolonglah tuhan untuk memberikanku hujan dari segala hujan yang membawa kesegaran dan kedamaian untuk membasahi hati dan fikiran yang sedang mengemarau ini, walaupun hujan sudah deras tetapi hati ini masih kemarau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar