Bumi ini, bumi yang
belantara. Suatu tempat dalam dimensi yang mendapat stigma tanah surga. Namun
sepanjang ku lihat, pohon-pohon dibantai habis oleh kapak-kapak besi. Rimbunnya
pohon digilas, diratakan katanya –demi kemajuan- padahal hanya untuk beberapa
orang yang asik bermain kartu di singgasana. Tanah-tanah yang digali para ahli
berlomba-lomba ditelieliti dengan dalih untuk penemuan serta pengembangan
teknologi, namun ternyata setelah berhasil diketahui memiliki sumber peramata
murni malah di eksploitasi. Hutan yang tadinya heterogen, sengaja dibakar demi
kertas-kertas penuh dosa yang mengorbankan oksigen yang menopang kehidupan
manusia, dah memberi balasan kepulan asap tebal yang menggerayangi ribuan
kilometer ke segala penjuru. Hingga di kota pohon diubah menjadi beton, mereka
berjanji akan merelokasi namun apa? Tak seimbang dengan pohon yang dihancurkan.
Dengan gagah para petinggi berkata
