Aku tak pernah mengerti mengenai doa yang selalu
kubaca, dan disitu selalu terselip nama dan harapan besarku bersamamu. Semua
itu kuhafal dengan baik, ku susun dengan rapih agar tersampaikan kepada Nya,
Sang Maha Pencipta.
Mungkin aku adalah pendoa yang paling memaksa,
selalu saja meminta dalam doa yang selalu sama. Ini tahun kedua dimana aku
menjadi seorang yang keras kepala dalam berdoa. Setiap waktu didalam hati ini
mengiringi rengekan-rengekan perasaan yang ingin dikabulkan, atau minimal
tersampaikan kepada dia, wanita-yang-selalu-kusebut-dalam-doa. Entahlah, tak
pernah sebelumnya aku merasa se-yakin ini kepada wanita, belum pernah rasanya
setiap malam dibelenggu oleh rindu dan waktu ingin sekali saja kuputar
bersamanya dulu. Kadang aku merasa gila, dan memang pertandanya sudah ada.
Ketika aku tidur, sosok jelita miliknya hadir disampingku dan membawaku ke
sebuah tempat yang tak pernah kulihat dan kudatangi sebelumnya. Dia tersenyum,
terus saja tersenyum namun ketika ingin sekali kusentuh wajahnya, aku terbangun.
Semua hilang, dan hanya angan yang terseret mimpi.
Aku mengenalinya dengan baik, sangat baik, begitu
baik. Ketika berada di sisinya duniaku penuh dengan warna cerah, corak yang
menarik dan senyum-senyum kecil yang bahagia. Dia adalah sebuah obat alami yang
jika diminum tak akan membuatku mati overdosis. Suaranya, kepolosannya
membawaku kedalam fase dimana aku tenggelam, di dasar palung hati yang tak ada
ujungnya. Sebuah candu yang membawaku ingin terus bertemu walaupun waktu tak
lama kemudian akan menghentikan dengan sebuah perpisahan, yang tak bisa
terelakan.
Kenangan bersama kususun dalam kata untuk kurajut
kembali menjadi doa. Mengenadahkan kedua tangan meskipun terik matahari, gelap
malam, bahkan saat hujan.
Hujan, ya hujan. Mungkin dia akan ingat ketika kita
berjalan dalam satu payung yang sama, berdua. Tuhan akankan dia mengenang itu?
Akankah dia mengingatnya? Pada saat itu hujan begitu deras, kita berjalan
ditengah aspal yang becek, menggenang semata kaki. Jika kamu adalah pembaca
yang baik kamu akan tau, dalam hati ini sedang bergumam sendiri. “Kita sedang
berjalan bersama namun apakah hati kita juga bersama?” kurang lebih seperti
itu. Ingin sekali aku berdoa agar hujan turun lebih deras lagi, agar kita
berdua berhenti dalam sebuah shelter. Mengapa? Karena aku ingin lebih lama lagi
berada didekatmu, itu saja. Walaupun setiap hari aku dapat melihat dan mendekat
padamu namun rasanya tak pernah cukup.
Karena waktu yang diberikan kepada orang yang sedang
jatuh cinta tak akan pernah cukup, terlepas berbalas atau tidak, dipendam
ataupun diungkapkan.
Dan sekarang turun hujan dengan suasana yang sama
seperti dulu, aku hanya berdoa disisi jendela dan menatap tetesan demi
tetesannya jatuh membasahi halaman rumah. Sesekali aku memejam mata, untuk
mengingat ketika kita berjalan bersama
.
Diantara dua manusia yang sedang dilanda saling
rindu namun terpisahkan oleh sesuatu, Tuhan mendebarkan jantung mereka agar
keduanya merasa bahwa mereka sedang dirindukan
Berdoa adalah jalan terbaik untuk memastikanmu berada
di bersama orang yang benar. Masih ingatkah dengan perkataanku yang ini “Jarak
terjauh antara dua manusia itu bukan dipisahkan oleh pulau atau negara, tetapi
jarak yang sulit dilalui itu antara cinta dan tidak cinta sama sekali,” aku
mengutip itu dari sebuah buku.
Tuhan juga
tau aku sering menyebut namamu, mungkin Dia juga sudah sebal mendengar
ratapan-ratapanku. Kini aku tak berdaya melawan memori, menahan asa yang
kugantungkan pada keadaan, dan menangisi penyesalan karena tidak memberi tau
kepadamu dari dulu. Entah kamu ada dimana, kuharap doa ku tak terlalu sulit
untuk kamu baca. Dengan siapapun kamu bersama, aku akan tetap menjadi lelaki
paling bodoh, bahkan bodoh selamanya untuk menjaga cinta dan tak henti-henti
menyebutkanmu dalam doa, semoga Tuhan mengaminkan rengekan si bodoh ini.
Tuhan, jika memang engkau tak mengizinkan agar
cintaku dibalas oleh wanita-yang-selalu-kusebut-dalam-doa, tolong pertemukanlah
aku dengannya untuk sekali ini saja, hanya agar dia tau saja dan mendengar
semuanya langsung dari mulutku. Jika engkau tidak mengkhendakinya juga, sampaikanlah
lewat mimpi-mimpinya dan prasangka halusnya agar dia merasa bahwa dia sedang
dicintai dengan sebegitu dalamnya. Dan jika memang Kau menulis takdir yang
berbeda dalam kertas hidupku, aku mohon kepada Mu agar dia dibuat bahagia selalu
bersama lelaki-yang-tepat-di-mataMu. Jangan biarkan senyum mengerut walaupun
hanya sedetik, menangis walaupun hanya setetes dan menderita walaupun untuk
sesaat.
Karena bahagianya adalah tujuan utama dari semua doa
yang kubaca untuknya, sekali lagi semoga Engkau berkenan untuk mengaminkan.
Semoga malaikat-malaikat Mu membisikan dan
menyampaikan paragraf-paragraf doa yang kubaca dalam mengiringi nyenyak tidurnya
juga mimpi indahnya, Tuhan. Dan dilindungilah, lalu jaga dalam setiap
langkahnya, setiap detak jantungnya dan setiap hembus nafasnya.
Untuk kamu-, yang selalu menjadi bintang utara ku
dikala aku tersesat dan bersinar paling terang.
Dari aku-, Seorang lelaki bodoh yang berdoa ingin
bersama kemudian bahagia, bersamamu.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar